Al Ananda @Gn.Papandayan |
Tapi tak bisa kupungkiri aku memiliki
ketertarikan terhadap alam. Ya, aku adalah seorang pendaki gunung. Aku
tahu, kesan seorang pendaki gunung identik dengan kesan kotor dan urakan, tapi
perlu kau ketahui wahai calon istriku, aku adalah seorang pendaki yang berbeda
dengan image pendaki gunung seperti itu. Banyak diluar sana para pendaki yang
masih menjaga etikanya, kerapihannya, serta tata kramanya dan aku
termasuk salah satu diantaranya.
Calon istriku,
Calon istriku,
sebagai
seorang pendaki tak perlu kau cemas jika kelak aku menghabiskan hari - hariku
di alam. Bukan maksudku ingin meninggalkanmu, tapi inilah salah satu caraku
untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Tidak sehari dua hari aku pergi
meninggalkanmu, bahkan mimpiku menaklukkan 7 puncak dunia bisa
memakan waktu hingga 3 tahun tak bertemu denganmu. Tak perlu kau khawatir. Aku
telah menitipkan diriku dan dirimu pada Tuhan. Aku bertekad pada diri ini untuk
kembali bersua denganmu.
Calon istriku.
Bukan berarti aku tak punya tujuan dengan aku pergi
mendaki. Justru para pendaki gunung adalah orang yang memiliki tujuan yang
mantap dan jelas. Apalagi kalau bukan puncak gunung. Aku tidak memiliki istilah
“Mengalir sajalah ikuti arus”.
Menjejak di puncak adalah tujuan akhir dari perjalanan panjang nan melelahkan. Jika belum mencapainya, maka aku akan menjadikan ini sebagai hutang yang harus dibayar. Prinsip inilah yang menjadikan tekad ku kuat dalam menggapai puncak - puncak kehidupan.
Menjejak di puncak adalah tujuan akhir dari perjalanan panjang nan melelahkan. Jika belum mencapainya, maka aku akan menjadikan ini sebagai hutang yang harus dibayar. Prinsip inilah yang menjadikan tekad ku kuat dalam menggapai puncak - puncak kehidupan.
Calon istriku.
Perjalanan kehidupan ini tak mudah. Perlu proses yang
panjang dan kerja keras dalam mencapainya sama halnya dengan mendaki. Ketika
aku ada di puncak menikmati Mentari terbit dan terbenam yang sungguh
elok memesona. Aku harus sabar dan menghargai setiap proses hingga aku dapat
menikmati hasilnya. Aku juga belajar menjadi pribadi yang tak mudah menyerah
menghadapi medan juang yang begitu berat.
Calon istriku.
Jika kau hidup bersamaku, kesabaran dan kesetiaan adalah
nilai utama yang aku tanamkan dalam hidup mu. Ya, aku tahu kau khawatir
menungguku kembali. Tapi tahukah engkau? Saat aku berada di puncak gunung, aku merasa sangat dekat dengan Tuhan.
Tak lupa aku menyelipkan namamu ketika berdoa di tanah tinggi ini. Aku menitipkan pesan kepada Tuhan bahwa aku telah tiba dan tak perlu engkau khawatir. Jikalau aku telah tiba kembali di titik awal pendakian, aku akan menghubungimu. Tak peduli selelah apa aku. Yang aku inginkan hanya mendengar suaramu. Mendengar celotehanmu. Mendengar ceritamu selama kutinggalkan. Ah, lelahku hilang tak berbekas karenanya.
Tak lupa aku menyelipkan namamu ketika berdoa di tanah tinggi ini. Aku menitipkan pesan kepada Tuhan bahwa aku telah tiba dan tak perlu engkau khawatir. Jikalau aku telah tiba kembali di titik awal pendakian, aku akan menghubungimu. Tak peduli selelah apa aku. Yang aku inginkan hanya mendengar suaramu. Mendengar celotehanmu. Mendengar ceritamu selama kutinggalkan. Ah, lelahku hilang tak berbekas karenanya.
Calon istriku.
Maukah kau hidup bersamaku? Ditengah resiko aku meregang
nyawa dalam perjalanan? Ditengah resiko aku kehilangan bagian tubuhku ketika
mendaki? Maukah kau menungguku dengan setia? Sanggupkah kau sabar menantiku?
Hanya satu yang dapat aku berikan. Janji. Ya janji. Peganglah janjiku.
Jejak dendam perih meraksasa di angkasa
Akan cinta yang besar terhalang Durjana
Manusia melacurkan diri dalam Istana
Tapi tidak demikian dengan bulan Ksatria
Kekuatan cinta kan beri dia Mahkota
Bulan merana jingga Hapus air matamu
Ksatria datang dengan bendera tanpa pedang
Di Detik ini Cinta adalah Kebenaran
Tinggi menjulang menembus Peradaban
Melewati Waktu melawan Pembenaran
Dan kini Bulan menantikan Gemilang
Tangis Air matanya telah Hilang
Al ananda @Gn.Slamet |
0 komentar:
Posting Komentar